Rabu, 17 Oktober 2012

* Motif Batik Pekalongan sangat bebas

Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis.

Batik Jambi


Batik, budaya menghias kain agar terlihat menarik merupakan salah satu kelebihan yang terpendam dari bangsa Indonesia. Olahannya yang relatif rumit, menggambarkan jalinan perbedaan yang bisa diikat dalam sebuah komposisi keindahan. Batik adalah salah satu bentuk bahasa visual yang indah, yang memberikan makna pada setiap warna dan motifnya.Setiap batik memiliki pesan yang berbeda untuk setiap tempat dan suasana.

(foto : batik Jambi , motif sungai Batang hari)



ismoyowbimo@yahoo.com

Trumtum , makna Tumbuh dan Berkembang


BATIK MOTIF TRUNTUM : Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru itulah yang akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara bi
ologis yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru. Harapan itu selalu muncul saat keluarga baru terbentuk. Ungkapan-ungkapan seperti segera mendapatkan keturunan yang solih dan solihah, berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, dan negara sering terdengar saat ada upacara pernikahan. Sebab memang dari keluarga baru itulah diharapkan akan berkembang keluarga-keluarga baru lainnya. Sementara sumber lain mengatakan bahwa motif truntum ini awal mulanya diciptakan oleh kerabat kerajaan Surakarta yang sedang sedih hatinya karena merasa diabaikan oleh raja. Di tengah kesendirian itulah ia melihat di langit di tengah malam banyak bintang gemerlap menemani dirinya dalam kesepian. Insipirasi itulah yang ditangkap dan dituangkan dalam motif batik.

Batik Cianjur - Jawa Barat

MOTIF BATIK BEASAN, CIANJUR : Sebagai salah satu ikon khas Cianjur, beras Pandanwangi masih menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun. Keberadaannya tidak hanya menjadi komoditas pangan yang selalu diburu konsumen penik
mat nasi pulen, tapi juga dijadikan sebagai motif batik khas Cianjur. Motif batik Cianjur disebut juga motif Batik Beasan, yang berarti setiap motif batik Cianjur, akan ada unsur berasnya. 



ismoyowbimo@yahoo.com

Batik Gedog Tuban

Batik tulis Tuban atau batik gedog, terlihat pengaruh dari budaya tiongkok, karena gambar burung yang yang dimotifkan pada batik tulis tersebut nampak adalah burung 'Hong' yang jelas tidak terdapat diwilayah Tuban. Dahulu batik tulis ini hanya digunakan untuk upacara-upacara tradisional masyarakat Tuban seperti sedekah bumi, pernikahan atau pemakaman. Pada perkembangan zaman sekarang ini penggunaan batik tulis Tuban tidak hanya untuk upacara-upacara adat namun telah meluas pada penggunaannya seperti, taplak meja, sarung bantal, dekorasi, hiasan dinding, dan juga model baju modist, baik untuk pria dan wanita. 


ismoyowbimo@yahoo.com

Harapan pengrajin Seraci Batik Betawi

Pengrajin Harapkan Batik Tarumajaya Jadi Ikon Bekasi
02 Oktober 2012, 20:26 WIB


Bekasi, 2/10 (ANTARA) - Pengrajin batik khas Betawi di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berharap pemerintah setempat menjadikan produksi rumahan mereka sebagai ikon daerah.

Harapan itu disampaikan Ernawati, pemilik usaha Seraci Batik Betawi, di Kampung Kebon Kelapa RT002 RW005, Desa Segarajaya, Tarumajaya, Bekasi, Selasa, dalam rangka Hari Batik Nasional 2012.

"Kabupaten Bekasi selain banyak menyimpan potensi dari hasil kekayaan seperti minyak bumi, perikanan maupun situs-situs prasejarah, juga tersimpan eksotik kerajinan tangan warga pribumi, salah satunya batik saya ini," ujarnya.

Secara umum, kata dia, pembuatan batik Tarumajaya tidak jauh berbeda dengan batik Pekalongan.

Motif batik betawi lebih menggambarkan ciri khas daerah Bekasi, seperti mangon (gotong-royong), dana nandur (tanam mundur), dan rawa.

"Inilah ciri khas batik betawi, selain ada motif rumah adat betawi, gambang kromo dan ondel-ondel," katanya.

Dia mengatakan, batik betawi sudah menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia timur, seperti Lombok, Makassar dan Medan.

"Pemasarannya hingga ke wilayah Jakarta yang dipasarkan ke sekolah, universitas hingga dharma wanita," katanya.

Sejumlah ibu rumah tangga di kampung tersebut, kata dia, berprofesi sebagai penjahit dan pembuat motif batik guna menambah pemasukan suami setiap bulannya.

"Biasanya, ibu rumah tangga di kampung ini lebih memilih membuat batik daripada berdiam diri menghabiskan waktu," katanya.

Seorang pengusaha batik lainnya, Ijah mengatakan, kreatifitas pembuatan batik di wilayah setempat terkesan kurang dimaksimalkan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga, Buyada dan Pariwisata (Disporbudpar) maupun Dinas Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Pemerintah daerah hanya fokus kepada promosi prodak dalam suatu pameran saja. Namun, tidak mempopulerkan batik lokal sebagai ikon daerah," katanya.

Dia berharap, batik betawi menjadi produk lokal yang bisa dibanggakan selain sebagai daya tarik pariwisata daerah.

Secara terpisah, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bekasi, Muhtadi Muntaha, mengatakan pemerintah daerah harus jeli membaca dan memanfaatkan potensi UKM lokal.

"Minimal, harus mendata dan juga memberikan pos anggaran pemberdayaan batik lokal, terutama yang sudah ada seperti Batik Betawi Tarumajaya," katanya.

Menurut dia, hingga saat ini baru Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Bekasi saja yang sudah menjadikan Batik Betawi Tarumajaya sebagai seragam resmi yang wajib dipakai sepekan sekali.

"Kami berharap Pemda Kabupaten Bekasi juga mengikuti langkah yang sama," katanya.



Andi F

Selasa, 16 Oktober 2012

* Awal Ide Kampung Batik

Minggu, 06 Mei 2012 | 16:03
Kampung Batik Pal Batu, Jakarta memberi warna dan motif area sekitar dengan nuansa batik.
Melirik Kampung Batik Jakarta
Berusaha melestarikan batik Betawi.

Kampung Batik Laweyan, Solo dan Kampung Batik Trusmi, Cirebon sejak lama dikenal sebagai pusatnya wilayah batik karena daerah-daerah tersebut memiliki perkumpulan perajin dan dijadikan sentra bisnis. Terinspirasi dari wilayah-wilayah tersebut serta keinginan melestarikan batik, 4 orang pencinta batik memprakarsai dibuatnya kampung batik Jakarta.

"Saya yang pertama memiliki ide untuk memulai kampung batik. Setelah berbicara dengan beberapa teman, terbentuklah 4 orang yang memiliki ide untuk membuat kampung batik, yaitu, Iwan Darmawan, Budi Haryanto, Safri, dan saya," tutur Ismoyo W Bimo, salah satu penggagas Kampung Batik Jakarta, Pal Batu, Jakarta, Sabtu (5/5).

Di tahun 2010,  keempatnya bertemu dan membuat perencanaan atau rancangan awal dari kampung batik. Setelah mencari lokasi-lokasi tepat di sana-sini, keempatnya setuju, daerah Pal Batu adalah lokasi paling tepat. 

"Daerah ini dekat dengan sentra-sentra batik Jakarta di zaman dulu; Tanah Abang, Bendungan Hilir, Thamrin, Palmerah, dan sekitarnya. Daerah ini menurut kami adalah yang paling pas. Apalagi wilayah perumahannya masih cukup dekat, tidak banyak industri yang tumbuh, serta masyarakatnya juga dekat satu sama lain," jelas Bimo kepada Beritasatu.com. 

Sejak setahun lalu, wilayah ini menyelenggarakan acara bertajuk Jakarta Batik Carnival. Sebuah ajang 2 hari yang ditujukan untuk "mengeksplorasi potensi batik menjadi suatu tampilan menarik dan dirancang dengan event karnaval massal," begitu tulisan di situsnya. 

Kampoeng Batik ini berharap bisa menjadi sentra pengrajin batik Betawidan tujuan alternatif belanja kain batik. Dengan harapan bisa mendukung pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat, lanjutan keterangan tentang gerakan ini. 

"Sebenarnya ini berdasar kecintaan kami terhadap batik. Kami ingin melestarikan batik. Sejak lama saya, yang kolektor batik, mencari tahu tentang batik. Lalu dari sana saya menemukan, Jakarta memiliki batiknya sendiri, dengan ciri khas tumpal dan motif ondel-ondel, monas, dan lainnya," ujar Bimo yang mengaku tergabung dalam komunitas Batik Banget.

Jakarta Batik Carnival kali pertama dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2011. Tahun ini, JBC diselenggarakan pada tanggal 5-6 Mei 2012. Acara berbasis komunitas ini menampilkan pameran batik, gelar kreativitas pelajar, lomba desain motif batik Betawi, dan sebagainya. 

"Sejak ajang pertama, daerah ini sudah memiliki setidaknya 7 gerai yang menjual batik. Harapannya mereka akan terus bertumbuh dan meningkatkan penghidupan masyarakat daerah ini. Lalu ada 2 sanggar batik yang didirikan; Sanggar Setapak dan yang terbaru, Sanggar Cantingku. Anggotanya adalah masyarakat dan anak-anak. Kami juga sering mengundang perajin dari berbagai daerah," jelas Bimo. 

Tahun lalu, Kampung Batik Jakarta ini sempat mencatat nama di Museum Rekor Indonesia dengan menciptakan coretan batik di jalan terpanjang, yakni 133,9 meter. 

Dari sana, mulai terlihat pemberitaan-pemberitaan tentang daerah ini. Gerakan yang awalnya hanya berupa swadaya masyarakat ini pun mulai menarik perhatian. Sabtu (5/5), produsen cat, Akzonobel, dengan produknya, cat Dulux pun turut mendukung dengan menyumbangkan 20 ribu cat. 

Selain mendirikan sanggar-sanggar membatik untuk belajar batik bagi warga-warga di sekitarnya, daerah ini juga melakukan pengecatan motif batik di dinding-dinding rumah warga, sebagian jalanan, dan wilayah sekitarnya. 

Mengakui pihaknya mengambil inspirasi dari kampung-kampung batik yang sudah ada, Bimo mengatakan, Jakarta punya tantangan lebih besar karena bukan berdasar dari perajin. Karena itu ia yang merasa sudah memperdalam dan memiliki koneksi cukup ke beberapa perajin, diberi tugas untuk mengkoordinasi perajin dari berbagai daerah batik di Indonesia untuk berbagi pelajaran dengan komunitas Kampung Batik di Jakarta. 

Ketika ditanya mengenai komitmen pihak terkait, terutama Pemerintah Daerah Jakarta, saat temu media, Ketua Pelaksana JBC, Budi Haryanto mengungkap, "Sejujurnya, belum ada keterkaitan mengenai hal ini dari pihak Pemda."

Sementara Bimo mengungkap, "Ke depannya mungkin akan diupayakan terus. Kami tidak bisa hanya berempat. Harus ada pendekatan dengan berbagai pihak. Tinggal proses waktu. Kami hanya penggagas awal. Karena ini adalah usaha untuk melestarikan budaya. Milik semua dan butuh bantuan dari semua."