Pengrajin Harapkan Batik Tarumajaya Jadi Ikon Bekasi
02 Oktober 2012, 20:26 WIB
Bekasi, 2/10 (ANTARA) - Pengrajin batik khas Betawi di Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berharap pemerintah setempat
menjadikan produksi rumahan mereka sebagai ikon daerah.
Harapan itu disampaikan Ernawati, pemilik usaha Seraci Batik Betawi, di
Kampung Kebon Kelapa RT002 RW005, Desa Segarajaya, Tarumajaya, Bekasi,
Selasa, dalam rangka Hari Batik Nasional 2012.
"Kabupaten Bekasi selain banyak menyimpan potensi dari hasil kekayaan
seperti minyak bumi, perikanan maupun situs-situs prasejarah, juga
tersimpan eksotik kerajinan tangan warga pribumi, salah satunya batik
saya ini," ujarnya.
Secara umum, kata dia, pembuatan batik Tarumajaya tidak jauh berbeda dengan batik Pekalongan.
Motif batik betawi lebih menggambarkan ciri khas daerah Bekasi, seperti
mangon (gotong-royong), dana nandur (tanam mundur), dan rawa.
"Inilah ciri khas batik betawi, selain ada motif rumah adat betawi, gambang kromo dan ondel-ondel," katanya.
Dia mengatakan, batik betawi sudah menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia timur, seperti Lombok, Makassar dan Medan.
"Pemasarannya hingga ke wilayah Jakarta yang dipasarkan ke sekolah, universitas hingga dharma wanita," katanya.
Sejumlah ibu rumah tangga di kampung tersebut, kata dia, berprofesi
sebagai penjahit dan pembuat motif batik guna menambah pemasukan suami
setiap bulannya.
"Biasanya, ibu rumah tangga di kampung ini lebih memilih membuat batik daripada berdiam diri menghabiskan waktu," katanya.
Seorang pengusaha batik lainnya, Ijah mengatakan, kreatifitas pembuatan
batik di wilayah setempat terkesan kurang dimaksimalkan oleh pemerintah
daerah dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga, Buyada dan Pariwisata
(Disporbudpar) maupun Dinas Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Pemerintah daerah hanya fokus kepada promosi prodak dalam suatu pameran
saja. Namun, tidak mempopulerkan batik lokal sebagai ikon daerah,"
katanya.
Dia berharap, batik betawi menjadi produk lokal yang bisa dibanggakan selain sebagai daya tarik pariwisata daerah.
Secara terpisah, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bekasi, Muhtadi
Muntaha, mengatakan pemerintah daerah harus jeli membaca dan
memanfaatkan potensi UKM lokal.
"Minimal, harus mendata dan juga memberikan pos anggaran pemberdayaan
batik lokal, terutama yang sudah ada seperti Batik Betawi Tarumajaya,"
katanya.
Menurut dia, hingga saat ini baru Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICMI) Kabupaten Bekasi saja yang sudah menjadikan Batik Betawi
Tarumajaya sebagai seragam resmi yang wajib dipakai sepekan sekali.
"Kami berharap Pemda Kabupaten Bekasi juga mengikuti langkah yang sama," katanya.
Andi F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar