Kamis, 11 Oktober 2012

* Perajin Batik di Bekasi

10/10/2012 15:00:41 WIB

Perajin Batik di Bekasi Terkendala Pemasaran

gb
Sejumlah perajin batik rumahan di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, berharap pemerintah setempat menyediakan sentra batik sebagai fasilitas memasarkan hasil produksi.Selama ini, pemasaran produk batik masih menjadi kendala sebagian perasin di Bekasi. 


"Peran pemerintah daerah umumnya di wilayah Jawa memang sudah ada, tetapi masih ada beberapa pengrajin yang belum tersentuh," ujar pendiri Komunitas Batik Banget Indonesia, Ismoyo W Bimo, di Bekasi, kemarin.

Menurut dia, perajin batik merupakan seniman yang butuh perhatian dari berbagai pihak agar lebih maju.

Mayoritas perajin di Kecamatan Tarumajaya, kata dia, biasanya merasa kesulitan untuk memasarkan hasil produksinya dengan alasan minimnya tempat atau mahalnya biaya sewa lapak.

"Makanya, perajin yang berada di pedalaman sering pusing mau memasarkan kemana produknya," katanya.

Hasil produksi itu, kata dia, hanya diproduksikan ke pasar tradisional dengan nilai keuntungan dan promisinya yang rendah.

"Saya berfikir sederhana saja, bagaimana batik ini bisa lestari dan masyarakat bisa mengenal serta mencintai produksi batik ini kalau situasnya terus dibiarkan begini," ujarnya.

Menurut dia, sejumlah sentra batik terkenal dengan khas lokalan yang bisa dilestarikan seperti di Pekalongan, Tegal, dan Cirebon, termasuk juga perajin batik Betawi di Jakarta.

"Memang, diantara perajin batik sudah menjadi anak angkat dari perusahaan swasta maupun BUMN, namun masih ada yang belum ter-`cover` terkait pemasaran tersebut," katanya.
(sumber:bekasiraya.com/Ant/Af), upload:ronz 

ismoyowbimo@yahoo.com - 085882549090

Rabu, 10 Oktober 2012

* KBBI

Semoga kehadiran Komunitas Batik Banget Indonesia bisa memberikan sumbangsi pada Ibu Pertiwi dalam turut melestarikan Batik Indonesia agar dapat dinikmati generasi mendatang ....... Jayalah Negeri Ku

 ismoyowbimo@yahoo.com - 0858 82549090

* Canting


* Batik . amba and titik

The word “batik” is derived from the combination of two Javanese words “amba” meaning “writing” and “titik” means “dot

Selasa, 09 Oktober 2012

* Bekasi, 9/10 (ANTARA)

Bekasi, 9/10 (ANTARA) - Sejumlah pengrajin batik rumahan di Kecamatan Tarumajaya, KabupatenBekasi, Jawa Barat, berharap pemerntah setempat menyediakan sentra batik sebaga
fasilitas memasarkan hasil produksi.


Pengrajin Batik Tarumajaya Berharap Fasilitas Sentra Penjualan 09 Oktober 2012, 12:09 WIB


"Peran pemerintah daerah umumnya di wilayah Jawa memang sudah ada, tetapi masih ada beberapa pengrajin yang belum tersentuh," ujar pendiri Komunitas Batik Banget Indonesia, Ismoyo W Bimo, di Bekasi, Selasa.

Menurut dia, pengrajin batik merupakan seniman yang butuh perhatian dari berbagai pihak agar lebih maju.

Mayoritas pengrajin di Kecamatan Tarumajaya, kata dia, biasanya merasa kesulitan untuk memasarkan hasil produksinya dengan alasan minimnya tempat atau mahalnya biaya sewa lapak.

"Makanya, pengrajin yang berada di pedalaman sering pusing mau memasarkan kemana produknya," katanya.

Hasil produksi itu, kata dia, hanya diproduksikan ke pasar tradisional dengan nilai keuntungan dan promisinya yang rendah.

"Saya berfikir sederhana saja, bagaimana batik ini bisa lestari dan masyarakat bisa mengenal serta mencintai produksi batik ini kalau situasnya terus dibiarkan begini," ujarnya.

Menurut dia, sejumlah sentra batik terkenal dengan khas lokalan yang bisa dilestarikan seperti di Pekalongan, Tegal, dan Cirebon, termasuk juga pengrajin batik Betawi di Jakarta.

"Memang, diantara pengrajin batik sudah menjadi anak angkat dari perusahaan swasta maupun BUMN, namun masih ada yang belum ter-`cover` terkait pemasaran tersebut," katanya.

Sementara, Runner Up 1 Putri Batik Nusantara 2011, Mia Ismi Halida, dalam kunjungannya ke Tarumajaya merasakan kesulitan mencari batik khas Betawi.

Menurut perempuan kelahiran Jakarta ini, produksi batik yang ramai di pasaran adalah yang terbuat dari tekstil dan hanya bermotif tupal. Padahal, batik yang diakui UNESCO adalah batik yang menggunakan canting.

"Kebanyakan masyarakat yang memakai batik belum sadar, apakah prosesnya batik atau hanya tekstil bermotif batik, seperti batik ekspor China," katanya.

Menurut dia, pemerintah setempat perlu mendorong dan mengembangkan batik Betawi agar lebih maju.

"Saya berharap, dengan tumbuhkembangnya batik Betawi ini harus dipromosikan lagi. Minimal, pemerintah daerah mensosialisasikan agar pembuatan batik Betawi itu dapat diketahui masyarakat luas," ujarnya.


Andi F

Kriteria Putra Putri Batik Nusantara :


1. Berwajah dan penampilan menarik, cerdas, ramah,
    serta berkepribadian Indonesia ;
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang batik ;
3. Tinggi badan : Putra, min. 170 cm dan Putri min. 165 cm ;
4. Belum menikah dan belum memiliki anak ;
5. Berusia antara 18 – 25 tahun dan telah lulus SMA ;
6. Menguasai bahasa asing, minimal Bahasa Inggris ;
Apabila memiliki keterampilan lain yang terkait seperti membatik, akan memberikan nilai tambah.

Bakti Sosial KBBI di Hari Batik Nasional

Dalam Rangka Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober , KBBI mengadakan kunjungan dan memberikan bingkisan kpd Para Pengrajin Batik Betawi Kp Kebon Nanas Segarajaya Tarumajaya Bekasi Jawa Barat , yang sebagian masyarakatnya bekerja membuat Batik Motif Betawi .
 Mewakili KBBI mbak Arestya memberikan (simbolis) kpd mpok Erna (baju Batik) yang mewakili warga Segarajaya Bekasi , berupa sembako, semoga dapat bermanfaat buat yang menerimanya.




* Putra PutriBatik Nusantara 2012 di Seraci Batik Betawi Marunda









Senin, 08 Oktober 2012

* Pengrajin Batik Kesulit an Pemasaran

Ditulis oleh: , Senin, 08 Oktober 2012. Pkl. 16:35 WIB


BEKASI,SATUKAN.COM Pemerintah daerah diharapkan dapat memasarkan produk lokal seperti batik, diwilayah setempat. “Peran pemerintah daerah diwilayah jawa memang sudah ada, tetapi masih ada beberapa pengrajin yang belum tersentuh,” ujar pendiri Komunitas Batik Banget Indonesia, Ismoyo W Bimo, Senin (08/10) di Cikarang.
Menurut dia, pengrajin batik merupakan seniman yang butuh sentuhan agar lebih maju. Rata-rata dari mereka, setelah produksi itu jadi kegelisahnya tentang pemasaran. “Makanya, pengrajin yang berada di pedalaman ‘pusing’ mau memasarkan kemana,” katanya, saat berkunjungan bersama Putra-Putri Batik Indonesia 2011/2012 ke pengrajin Seraci Batik, di Kampung Kebon Kelapa, Desa Segaraja, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Hasil produksi itu, lanjut dia, hanya diproduksikan ke pasar tradisional dengan nilai keuntungan dan promisinya yang rendah. “Saya berfikir sederhana saja, bagaimana batik ini bisa lestari, juga masyarakat bisa mengenal dan mencintai,” tambahnya. Menurut dia, dahulu sentra-sentra batik terkenal dengan khas lokalan yang bisa dilestarikan, seperti di Pekalongan, Tegal dan Cirebon, termasuk juga pengrajin batik Betawi di Jakarta dan Bekasi. “Memang, diantara pengrajin batik sudah menjadi anak angkat dari perusahaan swasta maupun BUMN, namun masih ada yang belum tercover terkait pemasaran tersebut,” katanya.
Sementara, Mia Ismi Halida Runner Up 1 Putri Batik Nusantara 2011 merasakan kesulitan mencari batik Betawi. Menurut perempuan kelahiran Jakarta ini, produksi batik terbuat dari tekstil dan hanya bermotif tupal. Padahal, batik yang diakui UNESCO secara philosofis adalah batik yang menggunakan canting. “Kebanyakan masyarakat yang memakai batik belum sadar, apakah prosesnya batik atau hanya tekstil bermotif batik, seperti batik ekspor China,” katanya.
Menurut dia, pemerintah setempat perlu mendorong dan mengembangkan batik Betawi agar lebih maju. “Saya berharap, dengan tumbuhkembangnya batik Betawi ini harus dipromosikan lagi,” ujarnya.
Menurut dia, ketika ada ajang festival budaya atau acara Pemda, banyak sekali permintaan batik Betawi. “Minimal, pemerintah daerah mensosialisasikan agar pembuatan batik Betawi itu dapat diketahui masyarakat luas,” ujarnya.